Dalil Waktu Afdhol Sholat Dhuha Jumlah Rakaat dan Doanya
Setiap amalan ibadah baik yang bersifat makhdoh ataupun goir makhdoh itu mempunyai waktu tertentu dalam pengerjaannya, termasuk salah satu diantaranya adalah waktu untuk melakukan sholat dhuha. Dalam hal ini ulama fuqoha atau ulama ahli fiqih membuat penjelasa secara garis besar pada waktu tersebut, yang dimana pada bagian ini secara umum waktu dhuha itu terbagi menjadi dua bagian atau dalam bahasa arabnya disebut dengan waktu sughro dan waktu kubro.
Atau lebih tepatnya pada pelaksanaan ibadah sholat dhuha yang merupakan salah satu dari amalan sholat sunnah yang selalu dikerjakan oleh baginda Rasululloh S.A.W itu mempunyai waktu dan keunggulan tertentu. Hal ini bisa dilihat dari keterangan sebuah hadits yang artinya :”Sabda Rasulullah SAW, “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim).
Berangkat dari sana maka sudah jelas bisa diketahui secara pasti bahwa tata cara pelaksanaan dari waktu sholat dhuha itu ada pada setiap dan setelah terbit matahari sepenggalah (7 hasta sejak terbitnya/mulai jam -+ 07.00) sampai menjelang masuk waktu Dhuhur tiba. Bahkan disamping itu juga terdapat pula keunggulan ataupun faidah istimewa bagi orang yang selalu mendawamkan sholat dhuha setiap harinya.
Tata cara pelaksanaan ibadah sholat dhuha tersebut tentunya tidak jauh berbeda dengan waktu lazim nya di sebuah daerah ataupun tempat. Yang tentunya di sesuaikan pula pada patokan waktu pelaksanaan ibadah sholat dhuha sendiri agar bisa sesuai dengan kaidahnya. Karena jika beribadah tanpa memenuhi syarat dan rukunnya, maka itu secara tinjuan hukum fiqih hukumnya tidak syah.
Nah untuk itu penting kiranya mengetahui kapan waktu beribadah yang tepat sesuai dengan waktunya, termasuk dari sholat dhuha itu sendiri. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits sabda Rasulullah SAW, “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim). Sholat yang di maksudnya itu adalah sholat dhuha.
Bahkan dalam hadits lain menyebutkan bahwa waktu paling afdhol untuk melakukan sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah terik atau dalam kitab fiqih disebut juga dengan waktu kubro. Dan tentunya penetapan afdholnya pengerjaan sholat dhuha tersebut mempunyai makna dan kesan tertentu bagi orang yang melaksanakannya, apalagi jika dilakukan mulai dari 2,4,8 atau 12 raka’at setiap harinya secara dawam.
Adapun awal waktu yaitu setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi tombak itu dalilnya adalah hadits dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ
Artinya :“Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud.” (HR. Muslim ).
Tentu itu lebih baik pada setiap pengerjaan waktu sholat dhuha antara jam 7 dan 10 pagi serta berapa rakaat waktu haram sholat dhuha dan doanya serta waktu afdol sholat dhuha. Penjelasan mengenai hal ini tentu sudah di mengerti kapan waktu dhuha terbaik untuk dilaksanakannya, berdasarkan keterangan-keterangan dari hadits-hadits shahih sebagaimana yang dimuat di atas. Semoga bermanfaat.